Thursday, April 18, 2013

Ingin Bersama Ayah

Malam ini sama seperti malam sebelumnya, aku duduk sendiri diruang tv sambil menunggu ayah pulang. Mataku sudah sangat berat, rasa mengantuk pun telah terasa,tetapi aku masih sangat ingin menunggu ayah pulang.
Waktu telah menunjukkan pukul 23.15 WIB, dan akhirnya ayah pulang.
Saat ayah memasuki ruang tv ayah kaget karena melihat aku belum tidur,lalu ayah bertanya kepadaku "Kenapa kamu belum tidur? Inikan sudah waktunya tidur?"
"Aku nunggu ayah pulang,yah" jawab ku.
Lalu suasana menjadi hening sejenak.
"Yah, bolehkah aku bertanya?" Tanyaku memecahkan keheningan itu.
"Tentu saja boleh, apa yang ingin kamu tanyakan nak? jawab ayah.
"Kalau dikantor ayah, satu hari ayah bekerja dikasih gaji berapa yah?" aku memulai pertanyaanku.
"Lho? Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Ayah jawab dulu aja yah."
"Kamu tuh anak kecil, kamu nggak perlu tahu itu!"
"Ayah jawab aku dong yah.."
"Iya ayah jawab. Ayah satu hari diberi gaji sebesar Rp.50.000, kenapa?"
"Hmm, nggak kenapa-kenapa yah.."
Suasana menjadi hening kembali.
Dan beberapa saat suasana hening itu terpecahkan oleh pertanyaan aku lagi.
"Hmm, yah. Kalau aku membayar ayah satu hari Rp 15.000 gimana yah? maaf tidak sebanding dengan kantor ayah, karena uang jajan aku sehari hanya segitu yah."
"Maksud kamu?!" tanya ayah heran.
"Maksud aku, aku ingin bersama ayah meskipun aku harus membayar dan meskipun itu hanya satu hari saja yah!"
"Kamu kenapa ngomong kayak gitu?"
"Karena ayah selalu pulang malam. Ayah tidak pernah ada waktu untuk kita bersama yah. Ayah selalu dikantor, kalau aku tanya kenapa ayah jarang ada dirumah ayah selalu jawab kalau ayah tidak bekerja berarti ayah tidak mendapatkan uang. Jadi aku ingin bersama ayah satu hari penuh meskipun aku harus membayar ayah, karena aku ingin sekali bersama ayah!!"
Mendengar jawaban ku, ayah menangis lalu berkata "Maafkan ayah, maafkan ayah yang lebih mementingkan uang daripada kamu. Maafkan ayah."
Lalu ayah memelukku.
                                                                          -TAMAT-


by:Cecillia Hananto



No comments:

Post a Comment